Di era digital saat ini, kita dapat mengendalikan segala sesuatu hanya dengan menggunakan jemari kita. Semua ini dapat terjadi karena teknologi yang berkembang pesat melebihi apa yang dapat kita bayangkan.
Namun, pernahkah terlintas pertanyaan “Bagaimana cara mengembangkan aplikasi atau teknologi tersebut?”. Tentunya ada banyak metode pengembangan yang dapat dipilih, masing-masing memiliki cara pendekatan dan pelaksanaan yang berbeda. Hal tersebut mempengaruhi cara kerja dan proses pengaturannya terhadap proyek tertentu.
Lalu, metode mana yang paling tepat untuk pengerjaan proyek? Untuk mendapatkan jawaban itu, kita harus lebih dahulu mempertimbangkan aspek-aspek penting dari proyek yang akan dikerjakan seperti tujuan (goal) proyek, jangka waktu pengerjaan (timeline), tenggat waktu penyelesaian (deadline), biaya yang akan digunakan, dan tim yang terlibat hingga pendapat dari klien. Dengan metode yang tepat, semua anggota tim proyek akan bekerja secara sinergi dan terarah hingga proyek berhasil diselesaikan.
Maka dari itu, kita akan berkenalan dengan 5 dari sekian banyak metode pengembangan software yang umum digunakan. Dengan begitu, kita dapat menentukan metode mana yang paling tepat untuk digunakan.
5 Metode Pengembangan Software Terpopuler
1. Metode Scrum

Scrum pada dasarnya adalah pengembangan atau penyempurnaan dari metode Agile yang dalam pelaksanaanya, di antara tim pengembang dan klien harus saling bekerjasama secara terus menerus.
Cara kerja Scrum ialah dengan melakukan breakdown pada tujuan akhir menjadi beberapa tujuan kecil pada awal pengerjaan proyek dan mengerjakan tujuan-tujuan kecil itu terlebih dahulu. Cara untuk mengerjakan tujuan kecil yakni dengan melakukan pengulangan kerja secara berkal. Kemudian sesering mungkin menampilkan hasil pengerjaanya. Proses ini biasanya membutuhkan waktu 1-2 minggu.
Selama pengulangan kerja tersebut, tim pengembang dan klien perlu melakukan banyak pertemuan untuk menunjukkan hasil sementara dari proyek. Hal ini sangat bermanfaat karena keduanya dapat mengikuti perkembangan terbaru dari proyek serta menampung berbagai feedback mengenai hasil yang ada serta kemungkinan perbaikan atau perubahannya.
Hal ini sangat berguna untuk diterapkan pada proyek yang rumit. Pada dasarnya, Scrum merupakan gabungan dari struktur dan ilmu dari metode Waterfall dengan fleksibilitas dan praktik dari metode Agile.
2. Metode Agile

Metode Agile terbentuk karena adanya keinginan untuk dapat meninggalkan metode Waterfall yang tidak fleksibel. Pendekatan agile telah dirancang untuk mengakomodasi perubahan serta menghasilkan software dalam waktu yang lebih cepat.
Berikut karakter yang dimiliki Agile:
- Lebih menghargai hubungan dan interaksi antar pribadi dalam tim, tidak hanya memperdulikan sarana yang digunakan (tools).
- Memfasilitasi kerjasama antara tim pengembang dengan klien selama jalannya proses pengembangan.
- Bisa memberi tanggapan terhadap perubahan yang muncul; tidak melulu harus mengikuti rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya.
- Fokus untuk menghasilkan software yang benar-benar berfungsi; bukan hanya sekadar mementingkan dokumentasi.
Jika dibandingkan dengan waterfall, metode Agile ini ditujukan untuk menangani munculnya berbagai variabel dan kompleksitas yang mungkin terjadi dalam jalannya pengerjaan sebuah proyek.
Prioritas utama dari metode Agile ini adalah kepuasan pelanggan yang dicapai dengan terus-menerus menghadirkan fitur yang berfungsi dengan baik dan teruji.
3. Metode Waterfall

Metode Waterfall dikenal juga sebagai metode tradisional yang saat ini dianggap sudah ketinggalan zaman karena cara penerapannya yang tidak fleksibel. Namun, bagaimanapun kita perlu mempelajari waterfall karena metode ini merupakan dasar dari metode-metode lainnya yang muncul kemudian.
Metode ini diciptakan pada tahun 1970 dan selama beberapa dekade menjadi metode pengembangan yang populer dan banyak digunakan. Metode ini membutuhkan banyak dokumentasi dan struktur di awal pembuatan. Prosesnya dibagi ke dalam beberapa tahapan. Tahap awal merupakan tahapan yang sangat penting, pemahaman penuh dari tim pengembang dan klien mengenai ruang lingkup (scope) sangat dibutuhkan sebelum memulai pengerjaan proyek.
Tahapan pada waterfall sangatlah kaku dan biasanya memiliki pola seperti berikut:
- Menentukan ruang lingkup dan persyaratan proyek
- Menganalisa persyaratan
- Membuat desain, menerapkannya, melakukan uji coba, menggunakannya pada proyek
- Mempertahankan atau memeliharanya.
Tahapan di atas kurang fleksibel karena apa yang ditentukan oleh tim pengembang dan klien di awal proyek harus benar-benar perfect. Jika terjadi perubahan atau kesalahan selama berjalannya proses dan tahapan, maka segala sesuatunya harus dimulai dari awal lagi.
4. Metode Prototype

Metode Prototype merupakan metode yang memicu tim pengembang untuk hanya membuat sample resolusi guna secara resmi menunjukkan esensi fungsional produk kepada klien. Tim pengembang akan melakukan berbagai perubahan yang diperlukan sesuai dengan permintaan klien. Setelah sample disepakati, tim pengembang baru akan berlanjut ke tahap pembuatan produk sesungguhnya sebagai hasil akhir dari proyek. Metode prototype memiliki kecenderungan untuk dapat memecahkan beragam masalah yang terjadi pada metode Waterfall.
5. Metode Rapid Application Development (RAD)

Metode Rapid Application Development (RAD) merupakan metode pengembangan yang ringkas untuk menghasilkan software dengan kualitas tinggi namun dengan biaya relative lebih rendah. Biaya dapat ditekan karena metode ini memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan cepat.
Ada 4 tahapan dalam metode ini yaitu:
- Perencanaan kebutuhan
- Desain dari klien
- Pembangunan atau konstruksi
- Perilisan/peralihan (dari sistem lama ke sistem baru).
Untuk tahapan desain klien dan konstruksi akan terus diulang sampai klien menyatakan bahwa hasilnya sudah sesuai dengan keinginan mereka.
Kesimpulan
Kelima metode di atas merupakan yang paling popular dan sering digunakan saat ini. Tentunya, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya, dan menjadi yang terbaik pada situasi dan kondisi atau kebutuhan tertentu. Bahkan mungkin Anda bisa mencoba untuk menggabungkan beberapa elemen dari masing-masing metode pengembangan di atas untuk tim dan proyek yang akan Anda kerjakan. Selamat mencoba!
Anda ingin membangun aplikasi dengan metode pengembangan dan manajemen proyek yang andal? Segera hubungi NEXT-IT dengan cara klik tautan ini untuk berkonsultasi lebih lanjut secara GRATIS. Sampai berjumpa!